Berita
Pasraman Kilat: Menghidupkan Semangat Pembelajaran Agama Hindu di Kalangan Generasi Muda SMA NEGERI 2 AMLAPURA
Amlapura, 19 Juni 2024 Dalam upaya memperkuat dan melestarikan nilai-nilai spiritual Hindu di kalangan generasimuda, pasraman kilat kembali digelar di SMA NEGERI 2 AMLAPURA. Acara yang berlangsung selama empat hari ini menghadirkan serangkaian kegiatan edukatif dan religius yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta pengamalan ajaran Hindu di kalangan siswa-siswiSMA NEGERI 2 AMLAPURA.
Pasraman kilat diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas XI dan XII sertapara pembina SMA NEGERI 2 AMLAPURA. Dengan mengusung tema "Mewujudkan Generasi Berbudaya dan Religius Berbasis Pendidikan Agama Hindu", acara ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi para siswa-siswi.
Tepat pada pukul 08.00 WITA, Kepala SMA NEGERI 2 AMLAPURA, I Wayan Puja Astawa, S.Pd., M.Pd, dalam sambutannya menyatakan bahwa pasraman kilat bukan hanya sebagai ajang pembelajaran, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial dan spiritual antar siswa. "Kami berharap melalui kegiatan ini, para generasi muda dapat semakin memahami dan mencintai ajaran Agama Hindu, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. Beliau juga membuka kegiatan pasraman kilatini secara resmi yang ditandai dengan pengetukan mic sebanyak tiga kali.
Pada hari pertama siswa-siswi kelas XI mengikuti serangkaian kegiatan pasramandengan tertib. Setelah acara pembukaan selesai, salah satu pembina pasraman kilat yakni Bapak I Nyoman Agus Sudipta, S.Pd., M.Si memisahkan siswa putra dan putri kemudian mengarahkan parasiswa untuk membentuk kelompok yang berjumlah lima kelompok. Dimana setiap kelompok terdiri dari dua kelas. Siswa putra ditugaskan untuk membuat klakat caru (anyaman bambu berbentuk segi empat) biasanya digunakan untuk mecaruatau upacara Yadnya dalam Agama Hindu. Masing-masing kelompok membuat empat buah klakat. Selain hanya membuat, mereka juga dapat mempelajari manfaat, fungsi, dan tujuan dibuatnya klakat. Kegiatan ini dilakukan dengan penuh tanggung jawab oleh siswa laki-laki kelas XI dan saling membantu guna mempererat tali persaudaraan. Siswi putri ditugaskan untuk membuat jaje suciyang dipergunakan sebagai pelengkap sarana upacara. Siswi putri diberikan duabuah plastisin berwarna putih dan kuning sebagai bahan dasar dalam membuat jaje suci. Mereka membuat tujuh jenis jaje suci yakni yang pertama siswi didampingi dengan pembina di arahkan membuat jajesuci yang bernama bucu telu yaitu jaje yang berbentuk segitiga dengan ukuran yang tipis namun setiap ujungnya runcing. Bucu telu dibuat dengan masing-masing warna yaitu kuning dan putih setelah itu diletakkan di tengah-tengah lingkaran duduk mereka. Kemudian jaje yang kedua yaitu pecuk yang berbentuk seperti pangsit. Adonan dibuat membulat seperti kelereng lalu dipipihkan hingga berbentuk lingkaran yang pipih lalu jari jari telunjuk, tengah, dan ibu jari membentuk dengan sedikit menekan.
Jaje suci yang ketiga yaitu tuding, yang berbentuk panjang namun di tengah-tengahnya ditekan menjadi tipis dengan jari telunjuk. Banyak siswi yang kesulitan namun mereka tetap berusaha melakukan itu dan saling membantu satu sama lain. Yang keempat adalah sepit, jaje yang berbentuk seperti huruf v. Yang kelima ada bungan duren, berbentuk seperti bunga yang bergelombang. Adonan dibentuk memanjang kemudian diletakkan di jari telunjuk dan di bentuk gelombang, banyak siswi yang kesulitan dalam membuat bunga durennamun para pembina dengan sabar mengajarkan siswi dalam membuat jaje suci ini.
Jaje suci yang keenam ada bungan temu yang berbentuk seperti bunga lavender yang bergelombang di batangnya. Berbeda dengan jaje yang lain dibuat dengan dua warna. Jaje bungan temu hanya dibuat dengan warna putih saja dan jika tidak ada, boleh menggunakan warna kuning saja. Selanjutnya ada kerong-kerongan yaitu jajesuci yang berbentuk seperti cangkang keong dengan membuat adonan bulat lalu diletakkan di ibu jari dan ditekan oleh telunjuk dengan menaikkan di adonan. Setelah ketujuh jaje siap, pembina menambahkan jaje suci untuk kita pelajari yaitu sekar agung gabungan dari bungan temu yang berada ditengah dan bungan duren berada disamping kanan dan kiri.
Pada hari kedua tepatnya pada 20 Juni 2024 siswa-siswi kelas XII juga mengikuti serangkaian kegiatan pasraman kilat dengan tertib. Para siswa berkumpul di lapangan untuk diberikan pengarahan dan pengenalan mengenai pelaksanaan pasraman kilat ini. Parasiswa kelas XII juga dipisahkan antara siswa putra dan putri kemudian membentuk lima kelompok yang terdiri dari gabungan dua kelas. Siswa putra kelas XII ditugaskan untuk membuat klakat (anyaman bambu berbentuk segitiga empat) dan siswi putri bertugas untuk membuat canang sari (upakara keagamaan umat Hindu di Bali) serta membuat karawista atau sirowista (pengikatan tiga helai alang-alang di kepala) sebagai lambang agar seluruh Tubuh yang memakai bisa terpusat pada objek yang dipuja.
Kegiatan pasraman kilat berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit kendala, namun tidak mematahkan semangat siswa-siswi SMA NEGERI 2 AMLAPURA. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi SMA NEGERI 2 AMLAPURA karena dapat mengajarkan mereka untuk mengetahui salah satu budaya di Indonesia. Selain itu pasraman kilat ini juga memberikan dampak positif karena siswa-siswi tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga dapat belajar di luar kelas dengan memanfaatkan waktu libur. Tak hanya itu pasraman kilat ini diharapkan dapat terus menjadi agenda rutin yang tidak hanya memperkaya pengetahuan agama, tetapi juga membangun karakter generasi muda khususnya siswa-siswi SMA NEGERI 2 AMLAPURA yang berlandaskan nilai-nilai luhur Agama Hindu.